Wednesday, January 29, 2025

MUSAFIR BANDUNG

 Beberapa waktu lalu, rumahku kedatangan seseorang yang tidak dikenal. Pada saat itu, aku sedang di kamar bersama mamah yang sibuk dengan belanja online. "ka, ini gimana? Mamah mau beli ini. Ini murah loh, tadi mamah udah klik coba lihat". Langsung saja aku mengambil handphone nya dan melihat apa yang di klik. Ketika aku cek, tidak ada barang yang tersedia dalam etalase itu, artinya barang sudah habis. Aku bilang ke mamah "gak bisa mah, ini barangnya sudah habis jadi gak bisa di co".

Aku memberikan dan menunjukkan handphonenya ke mamah. Tapi dia tetap bersikeras bahwa dia sudah mengkliknya tadi. Lalu aku periksa lagi pada bagian pemesanan tapi hasilnya tetap nihil. Aku bilang lagi ke mamah "gak ada mah, nih lihat. Gak ada di pemesanan, berarti mamah belum beli. Kalau mamah masukin ke keranjang aja ya pasti akan keambil barangnya dengan yang lain kalau gak cepat dibayar atau dibeli". Setelah itu mamah baru paham dan sangat menyayangkan kehilangan barang tersebut.

Kemudian, terdengar suara orang "Assalamualaikum" beberapa kaliAku berpikir mungkin itu tetangga sebelah yang kedatangan tamu. Tak lama terdengar lagi "Assalamualaikum" dan suaranya itu terdengar dekat sekali yang menandakan bahwa orang tersebut memang berada di depan rumahku. Aku sangat malas sekali menemuinya, aku pikir itu paling hanya abang paket namun kali ini agak berbeda.

Biasanya abang paket akan menyebutkan kata kuncinyaKata kunci itu "permisi, paket" atau menyebutkan nama dulu seperti "Jihan, paket". Ada sih, beberapa yang mengucapkan salam juga namun tetap menggunakan kata kunci tersebut. Biasanya jika kita lama menanggapinya, paket akan dilemparkan ke teras rumah. Pada saat itu, aku malas sekali keluar dari kamar. Kalau aku keluar aku harus mengenakan jilbab atau mukena. Nah, kebetulan bapak datang ke kamarku dan mamah meminta bapak untuk mengecek siapa di depan.

Setelah beberapa menit kemudian bapak kembali lagi ke kamarku. Aku tanya "siapa, pak?". Bapak menjawab "itu orang jualan". Lalu aku menanggapi "jualan apaan?". Bapak membalas "dia bilang, dia musafir dari Bandung lalu tidak ada ongkos untuk pulang jadi dia jualan stiker seharga Rp. 10.000". Aku menanggapi "terus?" bapak menjawab "bapak bilang aja, aduh! Saya sedang sendiri di rumah dan tidak pegang uang".

Hal seperti ini sering banget terjadi di lingkungan rumahku. Seperti orang yang menawarkan bubuk anti nyamuk malaria, pengemis yang bilang belum makan, kehilangan uang, mengurus anak yatim, dan masih banyak lagi. Dari cara yang paling halus hingga memelas dilakukan. Modusnya hampir sama ya, jika kita memberikan uang ke mereka biasanya teman-teman satu komplotannya akan kembali ke rumah kita. Bahkan banyak juga yang sampai berbohong katanya rumah kita direkomendasikan oleh tetangga di dekat rumah atau sudah mendapatkan izin dari RT/RW setempat. Itu kan aneh banget sih.

Untukku sendiri, kalau ada orang yang seperti ini kerumah, aku tidak pernah memberikan uang. Khawatir itu adalah penipuan namun aku sangat menyayangkan tindakan ini karena orang-orang yang memang kesusahan dan benar-benar membutuhkan bantuan jadi korbannya. Tapi perlu diingat tidak semuanya seperti ini. Ada juga yang masih memberikan uang kepada mereka. Aku tidak pernah ada masalah karena setiap orang memiliki pandangan masing-masing.

Kita harus dan selalu hati-hati dengan orang lain. Kadang niat baik kita sering kali dimanfaatkan. Setahu aku ya, banyak kok orang-orang yang kesusahan itu tidak mau mengemis. Mereka lebih memilih untuk bekerja secara halal walaupun memang bayarannya kecil tapi mereka bersyukur. Aku lebih suka membantu orang tersebut, setahu aku, di agama islam sendiri melarang untuk meminta-minta. Banyak banget orang yang meminta-minta adalah orang yang masih produktif untuk bekerja. Mungkin mereka mengira meminta-minta itu menghasilkan banyak uang. Seoertinya harus membenahi pikiran tersebut.

 

Sunday, January 26, 2025

KAPAN NIKAH?

sudah ada calon belum? gimana? jangan banyak pilih-pilih, sudah terima apa adanya...    

    Pertanyaan seperti itu sangat mengganggu, untukku. Aku tidak mengerti, kenapa ya kebanyak orang menanyakan hal tersebut terus menerus. Terutama jika sedang ada acara seperti acara-acara besar yang mengharuskan kita untuk berkumpul. Dari satu mulut ke mulut yang lain. Aku sendiri sangat jenuh mendengar pertanyaan itu. Aku merasa tidak nyaman dan seolah-olah aku tidak ingin untuk menikah.

    Dari orangtua, keluarga, teman bahkan tetangga pun ikut mencampuri. Aku tidak tahu bagaimana keadaan perempuan lain. Apakah kalian juga merasakan hal yang sama? sepengetahuan aku, hampir semua teman-temanku yang memang dianggap telat menikah pasti akan selalu ditanyakan hal yang sama KAPAN NIKAH? sebenarnya standar menikah itu usia berapa si?

    Mayoritas dari sepupuku menikah ketika usia 21-22 tahun. Ya itu kan memang pilihan dan juga takdir mereka. Allah kan menentukan nasib, jodoh, dan maut setiap orang berbeda. Begitu juga dengan menikah. Usia 20 an tidak bisa kita jadikan acuan untuk standar menikah dan sementara orang yang hampir kepala 3 dianggap telat menikah. Kalau telat menikah apakah salah kita? atau salah Allah karena tidak memberikan dan mempertemukan jodoh di saat usia kita 20 an? kan kita tidak boleh menyalahkan atau tidak menerima takdir yang sudah Allah tetapkan. Terkecuali, jika memang tidak ada keinginan dan kemampuan untuk menikah.

    Pertanyaan "kapan nikah" itu udah sering buanget aku dengar. Rasanya sudah kebal hati dan telinga. Pada awalnya aku BT banget kalau ditanyain itu. Menurutku seperti apaan si nanya-nanya seperti itu. Aku kan juga lagi berusaha untuk menikah. Bukan hanya diam saja. Aku berusaha loh. Apa aku harus nunjukin ke semua orang kalau aku lagi berusaha? apa aku harus buka lowongan untuk mencari jodoh? atau ikut acara "take me out"  seperti yang pernah ada di TV? 

    Pertanyaan "kapan nikah" itu membuat mental aku down. Kadang aku merasa apa Allah gak sayang aku? apa aku kurang dalam beribadah? apa aku orang yang jahat sehingga Allah tidak mengabulkan doaku? sepupuku sudah hampir menikah semuanya dari yang lebih tua dari aku bahkan sampai yang lebih muda. Apa mental aku gak makin down?

    Aku sering sekali curhat dengan orang terdekat. Alhamdulillah masih ada orang yang pengertian, dan aku juga selalu berusaha untuk selalu berpikir positif. Allah pasti akan memberikan sesuatu yang TERBAIK untuk kehidupan kita. Memang untuk percaya kepada Allah 100% akan banyak sekali tantangannya namun Allah gak akan lupa kok sama kita. Kitanya aja yang sering lupa sama Allah. 

    Aku sudah jenuh si dengan hal ini jadi aku tutup telinga saja dan lama kelamaan aku jadi kebal. Pemikiran kayak gini susah banget namun coba aja untuk cuek dan alihkan pikiran ke hal-hal yang positif. Pada saat itu aku banyak untuk memperbaiki diri sendiri dan banyak juga dengan cerah-ceramah. Pada saat itu aku sudah sampai pada tahap kalau Allah tidak memberikan kita jodoh dengan orang lain maka kita akan berjodoh dengan maut. 

    Allah akan memberikan apa yang terbaik di saat yang terbaik pula. Tinggal kitanya aja yang put the trust to Allah. Memang ada keadaan dimana kita akan merasa lelah dan putus asa, tapi insha Allah rasa lelah dan putus asa kita akan digantikan dengan kehadiran seseorang yang memang terbaik untuk kita. Trust ke Allah tuh seperti kita melempar bola ke atas, lalu apa yang terjadi? tentunya kalian akan menjawab ya pasti akan jatuh lah! begitu pula ke Allah. Kita kan hambanya, kita pasti dan akan selalu dilindungi dari hal yang baik-baik jika memang kita menginginkannya. Allah tuh cuman lagi ngetes aja apakah kita bisa bersabar dan tentang berkeluh kesah ke Allah.

    Saran aku, tetap aja ikhtiar seperti berdoa, banyak-banyak berteman, dan terus berpikir positif. Kita juga harus tutup telinga dengan omongan orang lain karena kebanyakan tidak berguna. Kalau memang baik silahkan saja ambil, namun kalau hanya mengganggu dan bikin kita stres ya tinggalin aja. Kita fokus aja ke Allah, kan Allah yang punya segala-galanya bukan manusia apa lagi omongan tetangga. so, tetap aja jalani hidup dengan bahagia sambil tetap berusaha ya...

MUSAFIR BANDUNG

 Beberapa waktu lalu, rumahku kedatangan seseorang yang tidak dikenal. Pada saat itu, aku sedang di kamar bersama mamah yang sibuk dengan be...